TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Satu unit alat berat dan ratusan bronjong diterjunkan ke SDN 1 Andungbiru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jatim, untuk menyelamatkan gedung sekolah yang terancam ambruk akibat gerusan banjir bandang.
Pemkab setempat kini tengah mengebut penguatan tebing sungai setelah posisi ruang kelas dilaporkan hanya menyisakan jarak beberapa meter dari bibir sungai.
Langkah ini diambil menyusul kekhawatiran siswa dan guru setelah salah satu bangunan toilet hanyut tergerus air.
Sebagai langkah teknis, satu unit alat berat jenis eskavator telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan normalisasi dan perbaikan geometri sungai.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Probolinggo, Hengki Cahjo Saputra menjelaskan, penanganan ini berfokus pada dua hal utama. Yaitu memperbaiki alur sungai dan menahan laju erosi yang menggerus tanah di bawah fondasi sekolah.
"Kami sedang bergerak cepat melakukan penanganan pada tebing sungai. Selain untuk memperbaiki geometri sungai, fokus utama adalah menahan gerusan air pada tebing yang berdampak langsung pada keamanan gedung sekolah," ujar Hengki.
Untuk memperkuat struktur tebing, sebanyak 308 unit bronjong (anyaman kawat berisi batu) telah dikirimkan ke titik paling rawan longsor di sepanjang aliran sungai yang melintasi area sekolah.
"Alat berat dan bronjong sudah kami kirimkan ke lokasi. Semoga bisa berjalan lancar dan cepat. Agar aktivitas pembelajaran segera pulih kembali," ungkap Hengki.
Kolaborasi Anggaran Lintas Instansi
Mengingat kebutuhan penanganan yang mendesak namun dengan ketersediaan anggaran yang terbatas, penanganan ini dilakukan melalui skema kolaborasi anggaran antara dua instansi.
Pihak PUPR bertanggung jawab dalam penyediaan kawat bronjong dan alat berat. Sementara itu, BPBD Kabupaten Probolinggo menanggung seluruh kebutuhan dana operasional pekerjaan di lapangan.
Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarief menegaskan, sinergitas ini mutlak dilakukan demi keselamatan warga sekolah.
"Pekerjaan ini dilakukan dengan kolaborasi anggaran dua dinas, mengingat anggaran yang terbatas sementara kebutuhan penanganan cukup besar dan mendesak," jelas Oemar.
Harapan Pemulihan Aktivitas Belajar
Dengan dipasangnya ratusan bronjong dan normalisasi aliran sungai, diharapkan ancaman longsor susulan dapat diredam. Target utamanya adalah menghilangkan rasa was-was yang menghantui para siswa dan guru, sehingga proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat kembali normal.
"Harapannya, aktivitas pendidikan bisa kembali pulih sepenuhnya, dan siswa bisa belajar dengan tenang tanpa takut bangunan sekolahnya terdampak banjir lagi," pungkas Oemar. (*)
| Pewarta | : Abdul Jalil |
| Editor | : Muhammad Iqbal |