TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Sebanyak 1.600 santri baru Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jatim, mengikuti orientasi santri baru atau Osabar 2025. Orientasi ini menjadi bagian dari rangkaian awal tahun ajaran baru 2025/2026.
Melalui kegiatan ini santri baru dibekali dengan pemahaman sistem kehidupan pesantren, sekaligus menjadi wadah awal untuk membangun kemandirian, kebersamaan, dan semangat belajar dalam lingkungan pesantren.
1.600 santri baru itu, terdiri dari jenjang SMP/sederajat hingga SMA/sederajat.
Ketua pelaksana Osabar 2025, Ahmad Jazim, mengatakan, kegiatan ini tidak hanya sebagai ajang pengenalan lingkungan, tetapi juga momentum pembentukan karakter santri sejak awal masa tinggal di pesantren.
“Osabar akan digelar selama dua hari, dimulai dari pembukaan hingga penyampaian materi-materi penting tentang kehidupan pesantren,” kata Jazim.
Selama orientasi, santri baru akan mendapatkan sejumlah materi. Antara lain selayang pandang tentang Ponpes Nurul Jadid, tradisi dan nilai-nilai dasar pesantren, tata tertib dan etika kehidupan santri, serta pengenalan profil tokoh dan alumni pesantren yang telah berkiprah di berbagai bidang.
“Selain materi, para santri juga akan disuguhi hiburan edukatif seperti game dan kegiatan interaktif lainnya guna menumbuhkan keakraban dan semangat kebersamaan,” tambahnya.
Sementara itu, dalam tausiyah pembukaan, Gus Hilman Zidny Romzi berpesan agar seluruh santri baru mengikuti kegiatan pesantren dengan niat yang tulus semata-mata karena Allah SWT.
Ia menekankan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan pesantren adalah tempat terbaik untuk mendalami ilmu-ilmu agama yang bersifat fardhu ‘ain.
“Ilmu agama sangat penting untuk dipelajari secara mendalam, agar kelak saat kembali ke masyarakat, kalian mampu menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” tutur Gus Hilman.
Ia juga mengingatkan pentingnya keseimbangan antara ilmu, keterampilan, dan kemampuan bersosialisasi dalam kehidupan santri.
Menurutnya, pembekalan yang utuh tidak hanya mencakup wawasan keagamaan, tetapi juga keterampilan hidup yang bermanfaat di masyarakat.
“Nanti kalau kalian sudah pulang, masyarakat tidak akan bertanya tentang mubtada’ dan khabar. Maka, manfaatkan waktu di pesantren untuk sungguh-sungguh belajar, bukan hanya dalam bidang ilmu agama, tetapi juga dalam hal akhlak, keterampilan, dan tanggung jawab sosial,” tegasnya.
Dengan penuh semangat, para santri baru mengikuti rangkaian kegiatan Osabar sebagai langkah awal mereka dalam menapaki kehidupan sebagai santri sejati di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: 1.600 Santri Baru Ponpes Nurul Jadid Ikuti Osabar, Ini Materi dan Pesannya
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |