https://probolinggo.times.co.id/
Berita

Kiai Zuhri Ajak Alumni Nurul Jadid Hidupkan Istigasah, Perkuat Silaturrahim

Sabtu, 22 November 2025 - 15:25
Kiai Zuhri Ajak Alumni Nurul Jadid Hidupkan Istigasah, Perkuat Silaturrahim Pertemuan P4NJ Nusantara di Aula Mini Ponpes Nurul Jadid, Sabtu 22 November 2025 (Foto: Ponirin Mika for TIMES Indonesia)

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, Kabupaten Probolinggo, Jatim, KH Moh. Zuhri Zaini, mengajak para alumni yang tergabung dalam Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Nusantara untuk kembali menghidupkan tradisi istighotsah sebagai benteng spiritual umat. 

Ajakan tersebut disampaikan dalam pertemuan yang digelar di Aula Mini Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (22/11/2025).

Dalam tausiah yang disampaikan, Kiai Zuhri menekankan pentingnya menjaga semangat pengabdian dan memperkuat tali silaturahim di tengah dinamika sosial yang berkembang. 

Ia mengutip hadis Rasulullah tentang keutamaan menyambung persaudaraan sebagai jalan melapangkan rezeki dan menambah keberkahan umur.

Kiai Zuhri juga menyinggung maraknya pemberitaan mengenai robohnya bangunan pesantren yang viral di media sosial, serta berbagai serangan terhadap tokoh agama. 

Ia mengingatkan agar umat tetap waspada, namun tidak gegabah dalam menilai perbedaan sebagai permusuhan. “Tujuan yang baik harus dilakukan dengan cara yang baik,” ujar Kiai Zuhri.

Lebih lanjut, Kiai Zuhri menekankan bahwa musuh terbesar manusia bukanlah pihak luar, melainkan hawa nafsu yang bersarang dalam diri sendiri. Ia mengajak para alumni untuk senantiasa melakukan muhasabah dan memperkuat benteng spiritual melalui istighotsah dan doa bersama.

Salah satu kisah yang diangkat dalam tausiah tersebut adalah teladan Nabi Muhammad dalam menghadapi seorang Arab Badui yang kencing di dalam masjid. 

Berdasarkan riwayat Anas bin Malik, para sahabat sempat ingin menghukum lelaki tersebut. Namun Nabi bersabda agar membiarkannya karena ia tidak mengetahui. Setelah itu, Nabi memanggilnya dan menjelaskan bahwa masjid adalah tempat suci, tidak halal untuk buang air di dalamnya. 

Beliau bahkan menyarankan agar jika terdesak, ia kencing di sudut yang tersembunyi. Kisah ini menunjukkan bahwa Rasulullah mengedepankan kelembutan dan kasih sayang dalam mendidik umat, bukan kemarahan atau kekerasan.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Zuhri juga memaparkan sejarah dua qasidah karya KH Zaini Mun’im, pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid sekaligus ayahanda beliau. 

Dua qasidah yang dimaksud yaitu "Ya Rabbi Sallimna" yang ditulis pada masa polemik politik 1970-an. Qasidah ini terdiri dari 29 bait dan berisi doa keselamatan bagi kaum Muslimin dan Muslimat, perlindungan dari kezaliman, kesesatan, bid’ah, serta permohonan agar umat diberi kekuatan dalam jihad dan kepemimpinan yang adil. 

Qasidah kedua, "Ya Rabbi Syaffi’," menurut Kiai Zuhri digubah menjelang wafatnya KH Zaini Mun’im. Diketahui, KH Zaini Mun'im wafat pada 26 Juli 1976. Qasidah ini terdiri dari 20 bait dan bernuansa lebih personal. 

Sebagai penutup tausiah, Kiai Zuhri menyampaikan kisah tentang seorang lelaki yang mengkritisi ciptaan Allah terkait buah semangka dan buah wringin. Lelaki itu mempertanyakan mengapa buah besar tumbuh di pohon kecil, sementara buah kecil tumbuh di pohon besar. 

Namun ketika buah wringin jatuh mengenai kepalanya, ia menyadari hikmah di balik ciptaan Allah. Cerita tersebut mengingatkan bahwa seluruh ciptaan memiliki kebijaksanaan tersendiri yang kerap tak dipahami manusia.

Pertemuan dengan P4NJ Nusantara ini menjadi momentum penting bagi alumni untuk kembali menghidupkan tradisi istighotsah, memperkuat silaturahim, dan meneladani warisan spiritual KH Zaini Mun’im. (*)

Pewarta : Muhammad Iqbal
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.