TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Kekecewaan mewarnai langkah tim Muaythai Kota Probolinggo di ajang Porprov Jatim 2025. Atlet mereka, Wayan Pongu Samalati, dinyatakan kalah dari atlet tuan rumah Kota Malang dalam partai ke-22. Padahal, pelatih dan official menilai atletnya unggul mutlak.

Pertandingan yang digelar di Gedung Islamic Center Malang itu dinilai janggal. Pelatih Muaythai Kota Probolinggo, Andika, menyebut timnya tampil dominan di dua ronde terakhir.

“Ronde pertama kita imbang, tapi ronde kedua dan ketiga hasil perhitungan dan juga fakta di lapangan, poin kita menang telak, banyak pukulan yang masuk,” ujar Andika, Selasa (8/7/2025).

Namun, hasil akhir justru mencengangkan. Wasit memutuskan kemenangan 5-0 untuk atlet Malang. “Orang yang melihat pun tahu siapa yang menang. Jelas-jelas dominasi kita, tapi kok malah seperti itu?,” tambah Andika.

Merasa dirugikan, tim Muaythai Kota Probolinggo langsung mengajukan banding. Mereka mengikuti prosedur dengan mengisi formulir 10 menit setelah pertandingan, melampirkan bukti video, dan membayar uang banding Rp10 juta.

Sementara, Ketua KONI Kota Probolinggo, Zulfikar Imawan, mendukung penuh langkah banding tersebut. 

“Kita ada tiga bukti video. Kalau banding dikabulkan, uang jaminan dikembalikan dan kita dapat emas. Jika kalah, maka uang jaminan hilang dan atlet kita meraih medali perak,” jelasnya.

Sayangnya, hasil banding tidak berpihak pada Kota Probolinggo. Pihak penyelenggara menolak memutar video dengan alasan selisih poin terlalu jauh.

“Katanya jika selisih tipis bisa diputar videonya. Tapi karena wasit kasih 5-0, jadi video tak bisa ditampilkan,” kata Iwan.

Menurutnya, keputusan itu tidak masuk akal. Dari video, jelas terlihat atlet Kota Probolinggo banyak mencetak poin, bahkan sempat menjatuhkan lawan. “Ini sudah tidak masuk akal,” sesalnya.

Meski kecewa, tim Muaythai Kota Probolinggo harus menerima kenyataan pahit. Medali emas terbang, perak di tangan, dan uang jaminan Rp10 juta pun melayang. (*)