TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDTT), Yandri Susanto, menegaskan bahwa desa harus diletakkan sebagai pondasi kuat dalam membangun Indonesia.
Melalui program Koperasi Merah Putih (Kopdes), pemerintah berkomitmen memperkuat ekosistem ekonomi dari desa, agar menjadi basis kemandirian bangsa.
Hal itu disampaikan Yandri dalam acara Mujadalah Kiai Kampung (MKK) yang digelar di Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jumat (25/7/2025). Acara ini menjadi ruang dialog antara pemerintah pusat dengan masyarakat adat Tengger dan tokoh-tokoh desa di wilayah penyangga Gunung Bromo.
“Kami ingin mendengar langsung dari masyarakat. Karena tugas kami adalah melayani desa. Mujadalah seperti ini sangat penting sebagai bentuk kolaborasi,” ujar Yandri.
80 Ribu Koperasi Akan Didampingi Intensif
Menurut Yandri, melalui Koperasi Merah Putih, negara hadir dengan pendampingan dan dukungan penuh, berbeda dari pola sebelumnya yang cenderung membiarkan koperasi berjalan sendiri.
“Selama ini koperasi berjalan sendiri. Sekarang negara hadir secara penuh, mulai dari manajemen, produk, hingga anggarannya. Bahkan, 80.000 koperasi akan kita dampingi secara intensif sampai ke proses dan siklus ekonominya,” tegasnya.
Ia menyebut bahwa pembenahan koperasi desa akan membuka jalur distribusi dan produksi yang lebih tertata, serta menciptakan rantai pasok yang kuat dari desa ke pasar nasional dan ekspor.
Bangun Indonesia dari Desa, Bukan dari Atas
Yandri menekankan bahwa strategi utama pemerintah saat ini adalah membangun Indonesia dari desa. Ia meminta semua pihak tidak lagi meminggirkan desa, karena kekuatan bangsa justru bersumber dari desa-desa yang sejahtera.
“Pondasi kuat bangsa ini adalah desa. Jangan menelantarkan desa, karena kita akan membangun Indonesia dari bawah,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa kementerian telah bergerak di berbagai bidang untuk mengangkat potensi desa, termasuk sektor pariwisata, pertanian, hingga komoditas unggulan desa yang dapat menembus pasar ekspor.
Persoalan Desa Ditampung di Kopdes, Pemerintah Siap Bertindak
Kementerian Desa, kata Yandri, kini membuka ruang seluas-luasnya untuk menampung aspirasi masyarakat desa, khususnya dalam hal kebutuhan teknis dan regulasi. Ia menyebut persoalan seperti air bersih, pupuk, bibit, hingga pengaturan masa panen, akan diakomodasi dan ditangani melalui Kopdes Merah Putih.
“Susun saja kebutuhannya, nanti kita bantu dari sisi teknis dan regulasi. Kalau ada yang mempersulit, laporkan ke saya. Akan saya tindaklanjuti,” tegas Yandri.
Kementerian juga akan memperkuat fungsi pengawasan dan koordinasi untuk memastikan seluruh program desa berjalan optimal dan tidak disalahgunakan.
Kunci Keberhasilan: Bersatu dan Gotong Royong
Yandri menutup sambutannya dengan mengajak semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, maupun masyarakat desa untuk bersatu dalam semangat gotong royong. Ia menyebut bahwa kunci keberhasilan pembangunan desa terletak pada soliditas seluruh elemen bangsa.
“Jangan sampai kita bercerai-berai. Kekuatan kita ada pada kerjasama. Saya yakin, dari pertemuan ini bersama masyarakat Tengger, akan lahir banyak kebahagiaan dan solusi nyata,” ujarnya.
MKK sebagai Forum Aspirasi Rakyat Desa
Acara Mujadalah Kiai Kampung di Desa Ngadas digelar sebagai forum strategis yang mempertemukan tokoh masyarakat desa, pemerintah pusat, serta komunitas adat Tengger dalam rangka menyukseskan program prioritas nasional berbasis desa.
Melalui forum ini, berbagai masukan, kebutuhan, dan rekomendasi disampaikan langsung oleh warga enam desa penyangga Gunung Bromo, yakni: Ngadas, Ngadisari, Wonotoro, Jetak, Ngadirejo, dan Wonokerto. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Yandri Susanto Pastikan Kopdes Merah Putih Jadi Fondasi Bangkitnya Ekonomi Desa
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Imadudin Muhammad |