TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Debat publik ketiga dan terakhir dalam rangkaian Pilkada Kota Probolinggo digelar dengan tema besar “Ekonomi dan Birokrasi Tangguh, Kota Berkelanjutan.” Acara ini menjadi panggung penting bagi keempat pasangan calon (paslon) untuk mengupas visi dan strategi mereka, sekaligus memberikan gambaran konkret tentang masa depan Kota Probolinggo yang lebih baik.
Dalam kesempatan ini, Komisioner KPU Kota Probolinggo, Mat Rosit, mengungkapkan bahwa tema besar tersebut mencakup berbagai isu strategis yang menjadi perhatian utama masyarakat. Dari peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga upaya menciptakan kota yang nyaman untuk dihuni, debat ini dirancang untuk menggali ide-ide segar dari para calon pemimpin.
"Format debat kali ini memungkinkan setiap paslon memberikan pertanyaan langsung kepada paslon lainnya. Hal ini memberi ruang bagi mereka untuk memperkuat argumen sekaligus menjawab kritik dengan solusi konkret,” ujar Rosit dalam sebuah media gathering yang digelar di sebuah kafe di Probolinggo, Rabu (20/11/2024).
Debat berlangsung hangat dengan masing-masing paslon memaparkan visi besar mereka. Ada yang menyoroti pentingnya modernisasi birokrasi untuk meningkatkan pelayanan publik, ada pula yang menekankan pentingnya pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal, seperti industri kreatif dan pariwisata. Tidak ketinggalan, isu lingkungan hidup juga menjadi perhatian, terutama dalam konteks menjaga keberlanjutan kota di tengah pertumbuhan ekonomi.
Salah satu isu yang mencuri perhatian adalah bagaimana para paslon menawarkan strategi untuk menarik investasi yang dapat membuka lapangan kerja baru tanpa mengorbankan kualitas lingkungan. Hal ini menjadi relevan mengingat Kota Probolinggo sedang berupaya memperkuat daya saingnya sebagai kawasan strategis di Jawa Timur.
Sementara itu, narasumber undangan, Putut Gunawarman, mengingatkan bahwa keberhasilan pembangunan daerah tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah tetapi juga pada dukungan masyarakat dan media. Media, menurutnya, memiliki peran sentral sebagai penyampai informasi dan pengawas independen yang memastikan transparansi serta akuntabilitas kebijakan publik.
“Pemahaman masyarakat tentang birokrasi dan tata kelola kota itu sangat penting. Media menjadi jembatan yang memastikan informasi sampai dengan tepat dan juga membantu mengawasi jalannya pemerintahan,” ujar Putut.
Debat ini menjadi momen penting bagi masyarakat Kota Probolinggo untuk melihat lebih dekat siapa yang paling siap memimpin kota ini ke arah yang lebih baik. Harapan besar ditumpukan pada pemimpin yang mampu menciptakan pemerintahan yang inovatif, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menjadikan Probolinggo sebagai kota yang ramah bagi warganya.
Dengan pemilihan yang semakin dekat, acara debat ini diharapkan membantu warga menentukan pilihan berdasarkan gagasan yang mampu menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Kota Probolinggo membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi tetapi juga strategi nyata untuk mewujudkan kota yang tangguh dan berkelanjutan. (*)
Pewarta | : Rizky Putra Dinasti |
Editor | : Imadudin Muhammad |